Bagi tim Sales and Marketing (Sales, Revenue-Reservation dan Catering-Banquet Sales) di
Le Meridien Jakarta, ada yg spesial akhir pekan lalu:
OUTING.
Minggu lalu, tim Sales and Marketing hotel bintang 5 yang berlokasi di Jalan Sudirman tersebut, pergi berlibur akhir pekan (
weekend break) ke Bandung, tepatnya ke daerah Parongpong, sekitar Lembang, wilayah dataran tinggi di Bandung. Tim ini menyewa sebuah villa 4-kamar yang cukup besar yang bisa menampung (idealnya) hingga belasan orang.
Peserta outing berfoto bersama di Villa Santorini Bandung di hari kedua
Peserta outing berfoto bersama di ruang tamu Villa Santorini Bandung pada malam pertama
Villa ini berada dalam kawasan villa bernama Kompleks Villa Taman Bunga. Banyak villa berdiri di kawasan (sebenarnya lebih tepat disebut kompleks atau desa) villa ini. Mungkin jumlahnya mencapai puluhan. Tipenya pun bervariasi, mulai dari yang kecil berukuran 1-bedroom hingga yang besar yang memiliki 6 bedroom dan lebih. Mulai dari yang cocok untuk 1 keluarga kecil (ayah-ibu dan anak) hingga yang bisa menampung 40an orang.
Menggunakan bis kapasitas 25 orang, tim tersebut semestinya berangkat pukul 1 siang, tapi sayangnya, gara-gara Hardi Hardiansyah, salah satu
Senior Sales Manager harus terlibat kesibukan dengan beberapa pejabat teras di
Ministry of Marine and Fishery the Republic of Indonesia. Hardi harus bolak balik Jl. Sudirman - Gambir demi memastikan
piece of business yang mereka peroleh dapat berjalan sukses. Walhasil, rombongan bus itu berangkat pukul 3 sore.
Sepanjang perjalanan peserta outing menikmati permainan yang telah disiapkan oleh Vera Maidangkay (
Senior Sales Manager) dan Isrin Vergasari (
Online Manager), diantaranya ketangkasan mentransfer air mineral dalam gelas, berbisik kalimat, quiz seputar
Starwood knowledge, dan tebak-tebakan lucu.
Selain itu, peserta juga dihibur oleh pertunjukan karaoke. Sebagaimana telah diprediksi, atraksi hiburan ini didominasi oleh Vera Maidangkay, Fitriana Wulandari (
Director of Sales) dan Fajri D Roesman (
Director of Sales and Marketing). "Yah, karena equipment Karaoke di bus ini tidak mampu men-support tingkat kualitas suara saya, jadi saya putuskan tidak ikut bernyanyi," ujar Yulia, salah satu anggota tim
Catering Sales yang dikenal memiliki suara merdu itu.
Rima (kiri) dan Fajri Roesman (kanan) mendominasi atraksi Karaoke on the Bus
Perjalanan berjalan lancar meski beberapa kali terjebak kemacetan terutama di sekitar Kota Bandung. Jalanan menuju bagian dataran tinggi wilayah Bandung seringkali tersendat mengingat ruas jalan yang sempit dan padatnya arus lalu lintas. Melihat hal ini, Tyo,
Sales Administrator Le Meridien Jakarta, berkomentar kritis "Persis seperti di Bogor, pembangunan fisik disini semrawut." Saya setuju dengan Tyo, mengingat peruntukan lahan di sepanjang jalur menuju kawasan villa tersebut cenderung tak tertata dengan baik (kalau tidak mau menyebutnya "semrawut"). Tidak jelas, mana yang wilayah komersial, perdagangan, perkantoran dan mana yang residensial.
Memasuki kawasan Villa Taman Bunga, rombongan ini melewati gerbang utama yang menjadi satu-satunya access gate ke kompleks itu. Setelah berputar melingkari jalanan kawasan villa, bus kami akhirnya parkir di depan
Villa Air. Kami tidak menyewa villa tersebut, tetapi
Villa Santorini, terletak persis berdampingan dengan
Villa Roberni. Karena bus yang ditumpangi tidak bisa parkir tepat di depan Villa Santorini, akhirnya kami turun di depan Villa Air dan memarkir di jalan aspal utama kawasan villa tersebut. Jarak jalan aspal menuju villa Santorini tidak jauh, tapi karena jalan selebar mobil keluarga itu cukup menanjak, jadi cukup membuat nafas tersengal terlebih dengan membawa barang-barang yang cukup banyak.
Family room Villa Santorini, lantai 2
Villa Santorini lumayan besar. Terdiri dari 3 lantai, memiliki taman dan area
bbq serta
balcony di tiap lantainya. Selain dilengkapi dapur, kamar kecil dan sebuah kamar tidur, lantai pertama memiliki
living room yang luas dan terhubung dengan area
bbq, berupa taman dengan rumput yang tertata apik dan suasana yang rindang. Disinilah tempat Hasnat (
Catering Sales Manager) meng-
entertain para
hotel driver pimpinan Didik dengan jagung bakar dan
live acoustic performance by Jamal & Sutrisno. Sayangya, karena tidak terbiasa dengan hawa dingin di Bandung, mereka hanya mampu bertahan selama satu jam.
Living room Villa Santorini, lantai 1
Lantai 2 terdapat tiga kamar tidur, dua kamar mandi dan sebuah ruang keluarga yang terhubung dengan balkoni. Di ruang keluarga inilah Didik, Hendro, Sutrisno, Jamal, Tyo, dan Emi, menikmati tontonan pertandingan Bola Euro Cup dilanjutkan dengan permainan kartu berhadiah, lagi-lagi
arranged by Hasnat.
Lantai 3 dengan balkoni yang luas
Lantai 3 terdapat ruang duduk
indoor dan sebuah ruang
outdoor berupa balkoni dengan pemandangan yang superb. Sepanjang mata memandang, hamparan kerlip kota Bandung jadi suguhan yang cukup romantis. Karena saking dinginnya suhu di luar, tak banyak orang bertahan menikmati area ini. Mereka lebih memilih nonton bola, main kartu, games dan karaoke sampai pagi di area living room.
Hasnat (kiri) masih memimpin sebagai pemenang permainan kartu.
Dea (kiri) hanya bisa melihat Vera, Isrin dan Hardi bermain kartu
Dinner at the Villa courtesy by Fitriana Wulandari.
Siapa sangka
Director of Sales (DOS) Fitriana Wulandari punya talent di usaha tata boga? Terbukti, selain jago mempimpin tim penjualan, Ibu dua anak ini ternyata juga hebat mempimpin tim kitchen. Dengan memberdayakan Ira (
Director of Revenue), Rima (
Director of Catering), Dea, Nana, Sisca, Yulia dan Ella (
Reservation Manager), Fitriana mampu menyajikan hidangan dinner nan lezat bagi setidaknya 25 orang yang sudah kelaparan. Menu yang dipilih; ayam goreng kremes, lalapan sayur segar, sup daging, sambal terasi, sambal rebon, krupuk persembahan Rima, tak hanya mampu membungkam rasa lapar peserta outing, tapi juga memicu energi mereka untuk totalitas alias habis-habisan pada acara
games dan permainan malam itu.
Tim Juru Masak pimpinan Fitriana Wulandari (baju merah paling kiri)
Salah satu suasana makan malam di Villa Santorini
Energizing Games: We truly had fun..!
Motto
"work hard play harder" tampaknya berlaku bagi tim
Sales & Marketing Le Meridien Jakarta. Dikomandoi oleh Isrin Vergasari dan Vera Maidangkay,
games dan acara permainan menjadi ruh pada program
outing tahun ini. "Gak bakalan seru dah kalo kagak ada games heboh kayak gini," ujar Nana, panggilan akrab Hasanah Hussein,
Secretary to DOSM yang juga menjadi Bendahara Umum panitia Outing itu.
Vera (kiri) dan Isrin, arsitek games outing tahun ini. Ditangan mereka peserta dibuat jungkir balik...
I see, please understand me... and you stand under me...
Awas kumis nempel...!
Memang, games yang dirangkai begitu seru, atraktif dan menantang. Peserta sangat menikmati, antusias dan aktif di tiap permainan. Untuk memulai games, Isrin membagi peserta menjadi 4 kelompok, yakni
Chibi-Chibi (padahal hampir semua anggota berpipi chubby) pimpinan Duo Yulia-Dea,
Breaky Dancers pimpinan Fajri Roesman,
Iwak Peyek yang dikomandoi Hardi dan
Aserehe yang diketuai Ella. Sebagai pembuka, lomba yel-yel diperagakan oleh semua kelompok, dan ternyata, kreasi olah vokal+koreografi Hardi dengan tema "Iwak Meyek"nya mampu mengocok perut peserta sehingga tim Hardi dan tim layak keluar sebagai pemenang atraksi Yel-yel.
Tim Chubby-chubby (bukan chibi-chibi)
Games pertama adalah mentransfer karet dengan tusuk gigi dari rahang ke rahang. Karena anggota tim Iwak Peyek sudah terbiasa makan sate kambing, tim ini keluar jadi pemenang.
Games kedua adalah memindahkan biji kacang kedelai dengan sumpit. Permainan ini berjalan lebih kompetitif terutama antara grup Aserehe pimpinan Ella dengan kelompok Chibi-chibi. Dan, karena
Ella and the gank sudah terbiasa nongkrong di warung Mie Ayam, merekalah jadi juara.
Tim Breaky dancers
Permainan yang lebih sulit dilanjutkan dengan game "Cup Bowling". Peserta musti menyentil atau menjepret karet kearah tumpukan gelas yang berjarak sekitar 130-an cm. Tim yang berhasil merobohkan gelas plastik paling banyak berhak memboyong hadiah. Tidak disangka, tim Aserehe keluar jadi jawara, maklumlah karena mereka terbiasa beli nasi bungkus dengan kode karet merah tanda sambal pedas.
Ayo tiup bolanya...
Sumpitlah daku kau kutimpuk...!
Serunya permainan makin memuncak dengan tebak kata. Peserta harus menebak gambar yang dibuat masing-masing leader. Kosa kata atau frase dibuat lucu, misalnya
kambing congek,
perawan desa,
tabrak lari,
sup kepala kambing, dan lain sebagainya. Dibutuhkan
skill mumpuni dalam hal sketsa atau gambar tangan, agar peserta dapat mudah menebak maksud dari si penggambar. Waktu yng diberikan pun sangat terbatas, cuma satu menit sehingga mayoritas anggota tim kesusahan menebak setiap gambar yang dibuat. Meski demikian, grup Chibi-chibi menjadi pemenang setelah bersaing ketat dengan tim Breaky Dancers.
Emi mencoba merobohkan tumpukan gelas plastik itu. Sayangnya tidak satupun yang tumbang.
Plastic Cup Bowling designed by Isrin and Vera
Suasana makin heboh dengan pertunjukan
game tebak-gaya. Tanpa bersuara sepatah katapun,
leader masing-masing tim musti memperagakan (dengan
body language) maksud dari frase atau kata dan peserta harus tepat menebaknya. Meski diberi waktu hingga 5 menit, tapi karena pilihan kata lumayan sulit dan super lucu, plus gaya yang diperagakan terkadang nggak nyambung, maka persertapun kewalahan menyelesaikan tebakan masing-masing peraga. Kata-kata seperti
"malam pertama",
"sambel bajag",
"tetek kendor" (maaf), dan
"ketek berkuah" (maaf) cukup memusingkan peserta. Pada
game ini, Breaky Dancer bersaing ketat dengan Chibi-chibi dengan skor berimbang, hingga harus dilakukan ronde kedua. Sayangnya, tim Breaky Dancer akhirnya terdepak kandas setelah tim tersebut tak mampu menebak gerakan Fajri Roesman yang bermaksud menyebut frase
"Ketek Berkuah". "Padahal saya sudah bersorak ketek basah, tapi ternyata yang dimaksud adalah kata berkuah," sesal salah satu penebak.
Permainan Kartu, Nonton Bola dan Karaoke.
Setelah kelelahan dan kehabisan suara dalam ajang tebak-gambar-kata dan tebak-gaya, peserta outing dijamu dengan pembagian door prize dan tukar kado. Hadiah diantaranya binocular, tumbler, tupperware, payung, voucher belanja, alat olahraga body slimmer, dan masih banyak lagi!
Usai pembagian
doorprize, saatnya acara bebas. Peserta outing bebas memilih acara yang mereka suka, ada yang main gitar, ada yang main kartu "berhadiah", ada yang nonton piala Eropa dan ada pula yang ikut lomba Karaoke yang disiapkan Fajri Roesman, Director of Sales and Marketing (DOSM).
Saya sendiri memilih nonton bola sambil tiduran dan sesekali melirik kehebohan grup sebelah yang riuh mengatur strategi permainan kartu. Akhirnya saya terlelap dan di penghujung tidur sayup-sayup saya dengar canda tawa Isrin dan Vera di lantai satu yang masih menikmati karaoke. Ya ampuuun.., ternyata sudah pukul 4.30 pagi dan mereka baru saja selesai permainan. Luar biasa..!
Hari Kedua: Pagi yang Cerah nan Riang
Saya beranjak dari tempat tidur dan lekas mengkaryakan
Nikon kesayangan. Targetnya adalah pemandangan kompleks Villa dari lantai 3, dilanjut dengan keliling perkampungan dengan memotret berbagai tipe Villa berikut lansekap tamannya. Saya sempat melihat Pak Fajri yang sudah mengenakan pakaian dingin dan jalan-jalan mengelilingi perkampungan Villa yang asri itu. Betapa sejuk udara pagi itu, bagaikan menghirup menthol.
Puas memotret suasana perkampungan Villa, saya kembali ke Vila Santorini dan mulai mengajak teman-teman olahraga. Tak banyak yang ikut fitness, maklumlah sebagian besar mereka masih terlelap karena baru saja memulai tidur.
Diatas balcony lantai 3 menikmati udara segar dan pemandangan alam desa
Mereka yang mampu bangun pagi dan berkreasi
Sementara Nana, Ella dan tim reservasinya sibuk aerobik, kepala juru masak Fitriana juga tak kalah sibuk di dapur menyiapkan sarapan. Menu Nasi Goreng, Egg Omelet, Perkedel Jagung dan Sambal Goreng Rebon jadi suguhan menggiurkan. Begitu lezatnya menu tersebut tak mengherankan Isrin Vergasari yang baru saja bangun tidur sudah menenteng piring. Menurut sumber yang dipercaya, ia bahkan nambah dua kali piring.
Fitriana (berbaju biru) sambil memimpin para juru masak sembari teteup eksis...
Isrin Vergasari sedang menikmati sarapan pagi
Tepat pukul 11 pagi, rombongan meninggalkan Villa menuju pusat Kota Bandung, tepatnya singgah ke Yogurt Cisangkuy untuk makan siang dan snack time! Letaknya di Jl Cisangkuy, dekat lapangan Gazebo, dekat Gedung Sate, dan dekat Pos Indonesia.
Sesuai namanya, rumah makan sekaligus tempat nongkrong ini menyediakan berbagai macam menu olahan yogurt dengan variasi rasa buah. Misalnya yogurt lyche dengan juz, strawberry yogurt, yogurt vanila, yogurt chocolate dan sebagianya. Selain itu, main course juga bisa dipesan di warung sederhana ini, misalnya bakso ceker, batagor dan siomay. Terdapat pula menu kue seperti kue laba-laba, kue pancong, cheese stick, kue keju, dsb. "Masih seperti dulu, tidak ada yang berubah," celetuk Isrin yang terlihat beromansa dengan memori semasa kuliah di STP Bandung. Tempatnya rindang, terkesan sejuk meski ramai pengunjung. Tamu musti order dan bayar dulu, kemudian menu diantar ke meja. Tepat di depan Yogurt Cisangkuy ada pedagang menjual Sate, Kue Serabi dan Kue Pukis. Tak jauh dari area itu, banyak orang menawarkan jasa Horse Sightseeing. Saya tidak sempat menanyakan harga naik kuda lantaran perhatian saya tersita pada mahalnya parkir bus yang mencapai 25ribu perak, dan itu resmi disertai receipt yang dicetak rapi.
Keceriaan di Yogurt Cisangkuy
Selain parkir yang mahal, hal yang minus dari tempat ini adalah matinya air kran untuk wudlu di Musholla. Untuk itu perserta outing terpaksa mencari tempat sholat terdekat.
Selesai bercanda ria di Cisangkuy, rombongan beranjak ke Primarasa guna belanja oleh-oleh makanan atau jajanan khas Bandung seperti kue brownies, klapertart, kripik singkong, kue bolu, kue pie dan lain sebagainya.
Suasana di dalam PrimaRasa
Perjalanan menuju Primarasa cukup berkesan setidaknya buat saya yang buta area Bandung. Ternyata kota ini banyak memiliki tempat wisata kuliner, disamping juga terkenal sebagai kota
Factory Outlet (FO). Rombongan outing melintasi Jalan Riau yang punya banyak FO misalnya
Aamani Muslim Fashion Store,
Riau Junction, dsb. Bus juga melewati Jl. Merdeka yang banyak terdapat gedung bergaya arsitektur jaman Belanda.
Salah satu Factory Outlet di Bandung
Selepas belanja di Primarasa, rombongan beranjak ke Jl. Martadinata. Bus terpaksa parkir di gedung PUSSIMPUR setelah supir lelah berputar-putar mencari tempat parkir umum yang ideal. Peserta outing bergegas menuju
Factory Outlets yang jumlahnya lumayan banyak dan terdapat menyebar hampir di setiap ruas jalan.
Menggunakan teknik negotiation skill, Hardi sedang asyik menawar harga Sablak (produk Maicih)
Saya sendiri heran kenapa banyak warga Jakarta datang ke daerah ini untuk belanja di
Factory Outlet, padahal harga pakaian di semua FO di Bandung rata-rata sama mahalnya dengan apa yang dijual di Jakarta. Saya melihat tidak banyak peserta outing yang menenteng barang belanjaan, jadi mungkin mayoritas mereka juga tidak mempraktikkan motto
"shop till you drop" pada kunjungan kali ini. Ya, harga tetap saja mahal.
Dinner di Nasi Bancakan
Pukul 4 sore rombongan siap meluncur ke
"Nasi Bancakan" untuk makan malam. Ternyata jarak antara pusat FO ke warung Nasi Bancakan cukup dekat sehingga mereka sampai lebih awal yang semestinya dijadwalkan pukul 7 malam. Untungnya, menurut Suswanto, salah satu anggota tim manajemen sudah mengantisipasi dengan menyiapkan makanan lebih awal.
Warung Makan Nasi Bancakan tampak dari depan
Hidangan yang dipesan adalah menu prasmanan, diantaranya Sangu Daun/Liwet, Gepuk, Tumis Toge Tahu, Pepes Jamur, Perkedel Jagung, Bala-bala, Peda Bakar, Sayur Asem, Sambel + Lalapan dan air mineral. Harganya sangat terjangkau, cuma Rp.33.500,- per orang dengan minimum booking 25 orang. Untuk minuman, panitia menawarkan tiap peserta minuman tambahan seperti Es Cincau, Juz Buah, Es Kelapa Muda dan minuman traditional khas Sunda lainnya.
Para petualang kuliner
Menu di Nasi Bancakan
Suasana warung Nasi Bancakan cukup bersahaja. Pengunjung bisa memilih tempat duduk biasa atau lesehan dengan tikar daun pandan. Peralatan makan juga dibuat sederhana dengan piring dan gelas kaleng sehingga pengunjung diajak bernostalgia ke jamuan makan bersama (atau disebut bancakan) ala tempoe doeloe. Overall, mayoritas peserta outing puas dengan acara dinner di Nasi Bancakan.
Usai berbancakan ria, waktunya bagi rombongan kembali ke Jakarta. Lagi-lagi vcd karaoke menjadi teman setia rombongan itu. Fajri Roesman menyempatkan beli VCD karaoke dengan lagu-lagu jadul yang dibawakan Pance Fondaag. Walhasil, peserta terbawa ke memori nostalgia jaman
ABG (
Angkatan Babe Gue). Tapi jangan salah, they enjoyed the songs and had great fun.
Demikian cerita di balik perjalanan Outing ke Bandung. Cukup mengesankan dan peserta berharap program Outing tahun depan bisa terlaksana lebih meriah.
Bila Anda punya ide gila untuk outing tahun depan, silahkan post di kolom comment. Terima Kasih.
Peserta outing berpose di depan Villa Santorini
Makin tidak terkendali di depan kamera