Oleh: Dadang Kadarusman
Hore!
Hari Baru, Teman-teman.
Apa kabar kantor Anda? Yaaa, biasa aja sih ya. Tidak ada yang istimewa. Kan segala sesuatunya berjalan seperti biasanya. Setiap hari, ya begitu itulah kantor kita. Sekalipun begitu, coba sesekali Anda deskripsikan keadaan kantor lebih dari sekedar ‘biasa aja sih’. Soalnya, bisa jadi ada sesuatu yang kurang pas disana. Hanya saja kita selama ini tidak terlampau mempedulikannya. Atau, mungkin ada hal-hal yang bisa kita perbaiki. Tapi, karena kita menganggapnya lumrah ya sudah deh; dibiarkan begitu saja. Emangnya kenapa kalau kita biarkan? Soalnya, kantor merupakan tempat yang paling lama ‘menampung’ kita. Bukan soal bisa bosan dengan keadaan begitu terus. Tapi, suasana kantor yang buruk, akan berbahya juga bagi kita. Justru kitalah yang rugi, jika tidak peduli kepada kondisi di kantor kita. Kalau ada hal yang buruk, mesti kita perbaiki. Emangnya kalau kita cuekkin aja kenapa? Yang penting kan kerjaan gue beres.
Lelaki mungil kami tengah mempersiapkan materi presentasinya di sekolah. Dan katanya, mesti di print warna. Sebenarnya kami punya printer warna. Tapi sudah lama tidak digunakan. Selain mungkin tintanya sudah mengering, dicari-cari juga tidak berhasil kami temukan keberadaannya. Biasalah, kalau sedang tidak butuh; kita gemar mengabaikan sesuatu. Kita baru pusing mencarinya saat membutuhkannya. Setelah usaha menemukan printer warna itu gagal, maka pilihan paling mudah berikutnya adalah mencetak file itu di tempat fotokopian yang berada tidak jauh dari tempat tinggal kami. Ada layanan cetak warna disana. Jadi, mestinya tidak ada masalah. Hanya dalam beberapa menit saja, semuanya sudah selesai.
Masalah sebenarnya baru ketahuan ketika saya kembali bekerja. Setiap kali akan melakukan training, saya berupaya membawa salinan file presentasi dalam flash disc sebagai back-up. Untuk sekedar berjaga-jaga saja kalau-kalau terjadi sesuatu dengan laptop saya. Kan tidak lucu kalau alat bantu audio-visual yang sudah disiapkan ternyata tidak bisa digunakan dalam training itu. Maka saya pun bersiap meng-copy file itu ke flash disc. Niat itu urung karena, sekarang dilayar laptop saya muncul dialog box yang memberikan peringatan bahwa fash disc saya terkena virus. Tidak usah merunut lagi dimana virus itu didapat. Tempat fotokpian yang menyediakan jasa print warna itu. Dimana lagi kan?
Flash disk itu, jarang sekali digunakan dikomputer lain selain milik kami di rumah yang sudah terjamin kebersihannya. Tidak pernah terinfeksi virus apapun selama ini. Meskipun sudah ratusan kali bolak balik digunakan. Tapi hanya perlu satu kali berinteraksi dengan computer bervirus di fotokopian itu, dan terinfeksilah dia. Kelihatannya sih, semudah itu jugalah lingkungan yang buruk membuat diri kita juga menjadi buruk. Lingkungan kerja yang buruk, bisa membuat diri kita berubah menjadi pribadi yang buruk loh. Beneran.
Tidak perlu bolak balik ke ruangan yang penuh dengan asap untuk menjadikan tubuh kita berbau asap, bukan? Tidak perlu berkali-kali masuk ke ruangan berdebu, untuk membuat tubuh kita juga berdebu. Sekali saja masuk kesitu, maka kita akan kebagian bau dan debunya. Sekarang, bayangkan jika di kantor yang setiap hari kita menghabiskan waktu 8 jam itu kondisinya buruk. Bisa dibayangkan betapa banyak pengaruh buruk yang bisa masuk kedalam diri kita kan?
Kita baru berbicara tentang hal-hal yang sifatnya fisik. Seperti debu, suasana yang sumpek, berantakan, dan hal-hal semacam itu. Meskipun pengaruhnya tidak bisa disepelekan, namun ada aspek lain yang jauh lebih merugikan. Yaitu, kondisi non fisik yang buruk. Jika di kantor Anda terlampau banyak intrik. Interaksi tidak sehat antar satu orang dengan lainnya. Atau terbentuknya ‘klan-klan’ fanatik departemen atau boss-nya, misalnya. Atau mungkin juga ada perilaku buruk dari orang-orang yang dominan. Maka kondisi itu sangat besar pengaruhnya kepada diri kita. Anda lebih cepat merasa lelah kan kalau bekerja dalam suasana yang penuh tekanan? Maka kita semua punya kepentingan yang sama untuk memastikan bahwa kantor kita bisa menjadi tempat yang menyenangkan. Supaya tidak menginfeksi kita dengan suasana atau pengaruh-pengaruh yang buruk. Kan nggak seru juga kalau bête di kantor menempel ikut kita sampai ke rumah seperti virus yang dibawa pulang melalui flash disc itu.
System anti virus di computer saya memperingatkan bahwa flash disc itu harus segera dibersihkan. Jika tidak, maka dia akan menginfeksi computer lainnya. Ternyata sumber infeksi itu tidak hanya dari computer ke flash disc. Bisa sebaliknya juga. Di kantor juga begitu. Infeksi nilai-nilai atau sikap yang buruk itu tidak selalu datang dari lingkungan kepada individu-individu, melainkan juga sebaliknya. Suasana kantor yang menyenangkan bisa berubah menjadi buruk ketika ada orang-orang tertentu yang membuat keruh suasana kan? Itu artinya, kita sendiri pun bisa menginfeksi lingkungan kerja kita dengan sikap dan perilaku buruk kita. Maka jika kita ingin gembira, bahagia, dan senang hati selama bekerja di kantor; kita mesti menjaga suasana kantor tetap baik. Dengan cara, kita sendiri berperilaku baik. Karena setiap perilaku buruk kita akan menginfeksi lingkungan kerja kita seperti flash disc kotor yang bisa menginfeksi computer yang masih bersih.
Saya kan cuman anak buah. Bisa apa saya untuk membuat suasana kantor menjadi menyenangkan? Hey, setiap orang bisa berkontribusi loh. Kita bisa melakukan hal-hal sederhana. Cukup dengan perilaku kerja kita saja dulu misalnya. Memasang wajah yang ramah selama di kantor. Menghargai orang lain. Fokus kepada solusi, kalau menghadapi masalah dengan teman kerja. Hal-hal semudah itu saja dulu. Mungkin Anda menganggap ini hal sepele. Tapi percayalah, sikap baik Anda yang sederhana itu akan memberi warna yang indah dikantor Anda. Kepada orang baik, orang lain pun akan bersikap baik. Bahkan orang yang perilakunya jelek pun, sering bersikap baik kepada orang yang baik.
Sekalipun begitu, ada teman saya yang mengatakan bahwa dia sudah melakukan apapun yang terbaik untuk kantornya. Tapi suasana disana sudah sedemikian parahnya sehingga tidak ada yang bisa mengubahnya. Harapan itu sirna karena katanya, semua boss pun tidak peduli. Malahan sikap mereka kepada karyawan pun buruk sekali. Mana bisa karyawan yang diperlakukan buruk berkontribusi untuk kebaikan perusahaan? Begitu katanya. Menurut pendapat Anda, apa yang mesti dilakukan oleh teman kita yang berada di lingkungan kerja yang sudah ‘tidak bisa diselamatkan lagi’ itu?
Kepada anak-anak, saya mengatakan; “mulai saat ini, kita tidak usah menggunakan flash disc kita di tempat sembarangan ya…” saya mengatakan itu ketika kami melintasi tempat cetak warna itu. “Tapi kan kita perlu Yah….” Jawab anak-anak. Saya bilang, kita mesti datang ke tempat yang sudah dipastikan baik. Tidak mengandung virus-virus yang membahayakan buat flash disc kita. Soalnya, bahaya buat semua computer kita di rumah.
Seperti di kantor juga ya. Kita sering merasa kita sangat butuh. Sehingga pasrah saja untuk keluar masuk kantor itu. Boleh saja, jika efek nilai-nilai atau suasana buruk itu masih bisa Anda tolelir. Artinya, Anda tidak terpengaruh oleh cara berpikir, cara bersikap, dan cara kerja yang buruk. Ini buktinya, orang yang baik terlalu lama bekerja di kantor yang suasana kerjanya buruk. Kurang saling menghargai satu sama lain. Atau kerjanya pada lelet. Tahukah Anda, apa yang terjadi pada orang baik itu? Dia jadi ikutan lelet juga tuch. Ikut tidak peduli kepada orang lain. Dan ikutan cuek saja kalau ada sesuatu yang kurang pas terjadi disana. Saya, sudah cukup sering melihat suasana seperti itu. Dan Anda pun mungkin sering menyaksikan sutuasi seperti itu. Artinya, orang baik itu sudah ikut terinfeksi juga kan?
Anda, sanggup nggak untuk tetap terjaga baik kalau berada terus di kantor yang punya suasana kerja buruk itu? Jika sanggup tetap baik, stay there juga nggak apa-apa. Tapi kalau Anda tidak yakin bisa tetap menjadi pribadi yang baik; maka sebaiknya Anda start searching for a better place. Tapi kan susah banget cari kerjaan zaman sekarang? Mungkin dalam hati Anda ada keraguan itu. Anda betul. Susah mencari kerja zaman sekarang. Untuk orang-orang yang tidak memiliki keunggulan. Kalau Anda punya keunggulan. Punya kualitas pribadi yang baik. Punya keterampilan kerja yang bagus. Punya kegigihan, keuletan, kedisiplinan dan nilai tambah lainnya. Maka pekerjaan itu tidak sulit untuk ditemukan. Carilah tempat yang lebih baik, yang bisa menjadikan Anda pribadi yang tetap baik. Insya Allah, akan Anda temukan.
Bagaimana jika Anda tidak memiliki semua keunggulan yang saya sebutkan diatas itu? Gampang. Mulai sekarang, Anda bangun keunggulan pribadi itu. Supaya dalam satu atau dua tahun kedepan, Anda bisa membebaskan diri dari lingkungan kerja yang buruk. Saya memprovokasi Anda? Tidak. Saya justru mengajak Anda untuk tinggal, dan terus mengabdikan diri di perusahaan yang baik. Stay in a good company my friend. Karena di perusahaan yang baik, Anda akan terus disirami dengan nilai-nilai yang baik. Dan karena Anda orang yang baik, maka Anda bisa berkontribusi untuk menjadikan perusahaan Anda yang sudah baik itu untuk menjadi tempat kerja yang lebih baik lagi. Supaya kelak, kita bisa mewujudkan mimpi kita tentang menciptakan the best place to work for itu. Yaitu tempat terbaik, untuk membangun karir. Dan untuk itu, perusahaan baik membutuhkan orang-orang baik seperti Anda. So, start to build you personal excellence. Karena banyak perusahaan baik yang membutuhkan Anda.
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
Author, Trainer, and Professional Public Speaker
DK: 0812 19899 737 or Ms. Vivi at 0812 1040 3327
PIN BB DeKa : 2A495F1D
Catatan Kaki:
Perusahaan yang baik hanya cocok untuk orang-orang yang baik. Sama seperti halnya orang-orang yang baik hanya cocok untuk bekerja di perusahaan-perusahaan yang baik.
Silakan teruskan kepada orang lain jika Anda nilai artikel ini bermanfaat. Dan tetaplah mengingat bahwa; Anda tidak perlu mengklaim sesuatu yang bukan karya tulis Anda sendiri. Meskipun Anda sudah berbuat baik, namun Tuhan; belum tentu suka tindakan itu (Natin & The Cubicle).